Minggu, 07 April 2013

Teori Produsen

TEORI PRODUSEN








  1. PRODUSEN
         Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan jasa. sedangkan perilaku produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orangg untuk mengahsilkan jasa dan barang. tujuan dari produsen adalah menghasilkan keuntungan yang besar.

      Produksi merupakan kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan barang baru sehingga bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan produksi itu sendiri bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Sementara kemakmuran itu sendiri akan tercapai jika tersedia barang dan jasa yang mencukupi.
Beberapa pengertian penting dalam Teori Produksi

1.      Produk total (Total product) yaitu keseluruh output yang dihasilkan dari hasil penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu.
2.      Produk rata-rata (Average product) yaitu produksi yang dihasilkan oleh satu orang tenaga kerja /input variabel (AP = TP / L)
3.      Produk marjinal (marginal product) yaitu tambahan produk yang diakibatkan oleh bertambahnya seorang tenaga kerja, dan sebaliknya (ΔTP / ΔL)


         Faktor yang dipertimbangkan produsen dalam meminimumkan biaya produksi
a)      Besarnya pembayaran untuk faktor produksi tambahan (marginal cost)
b)      Besarnya tambahan hasil penjualan yang diakibatkan oleh tambahan faktor produksi tersebut

     Prinsip produsen : mengambil unit tambahan factor produksi yang biaya per rupiah akan menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum. Jangka waktu analisis
a)      Jangka pendek yaitu jangka waktu dimana terdapat sebagian faktor produksi yang jumlahnya dianggap tetap
b)      Jangka panjang yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi bersifat variable

        Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Saat menganalisi teori produksi, disana akan mengenal dengan istilah produksi jangka pendek. Produksi jangka pendek adalah bila sebagian faktor seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:

1. berapa output yang harus diproduksikan
2. berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.

Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1. bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum
2. bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.

        Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)

dimana :

     Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:

a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.

Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).

        Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata tetap positif.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :

a. produksi total dengan increasing returns,
b. produksi total dengan decreasing returns, dan
c. produksi total yang semakin menurun.

Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula
digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi :

Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.

  • Perilaku Produsen yang Merugikan Konsumen
        Produsen sebagai penghasil barang yang akan dijual kepada konsumen akhir-akhir ini banyak yang melakukan tindakan curang yang pada akhirnya merugikan para konsumen.Kita sebagai konsumen hendaklah mawas dan pintar dalam membeli sebuah produk agar tidak menyesal pada akhirnya,sebab dewasa ini para produsen banyak yang melakukan hal curang untuk mendapatkan untung yang besar dengan pengeluaran biaya produksi yang kecil.Salah satu perilaku produsen makanan yang pernah saya lihat di salah satu berita televisi adalah melakukan hal curang dalam produknya seperti menambahkan pengawet makanan seperti boraks agar barang produksinya bisa awet lebih lama,ini dapat berdampak buruk pada kesehatan konsumen yang apabila dikonsumsi terus-menerus akan berakibat fatal pada konsumen.

            Tak hanya produsen rumahan saja yang melakukan hal curang dalam kegiatan produksinya namun juga produsen skala besar seperti pabrik juga mulai melakukan hal curang dalam produknya.Dengan standar mutu yang ditetapkan pemerintah akan kesehatan dan keaslian sebuah produk dari perusahaan,namun pabrik tetap saja dengan banyak akal-akalan pabrik agar lolos dari jeratan seleksi dinas kesehatan namun tak semua perusahaan pabrik melakukan hal seperti itu ada juga yang berlaku jujur dalam produknya. Saran saya bagi para produsen walaupun sebentar lagi akan kenaikan harga bahan bakar minyak atau apapun alasannya hendaklah memikirkan nasib para konsumen sehingga produknya dapat selalu dipercaya konsumen dan tidak membahayakan masyarakat kedepan.



2.     BIAYA BIAYA PRODUKSI

         Ajang Mulyadi (2002:23) mengemukakan bahwa “Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat, baik sekarang maupun masa yang akan datang”. Maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan biaya adalah pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang untuk tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.


Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.


Dua jenis biaya produksi

1.      Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
2.      Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Jangka waktu analisis
1.       Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya
2.      Jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi bersifat variabel

  • Beberapa pengertian biaya dalam jangka pendek

1.      Biaya tetap total (total fixed cost)
Biaya tetap total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor produksi yang bersifat tetap.
Contoh : pembelian mesin, bangunan dll

2.      Biaya variabel total (total variable cost)
Biaya variabel total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh factor produksi yang bersifat variabel. Misalnya biaya tenaga kerja, pembelian bahan baku, bahan penolong dll

3.      Biaya marjinal (marginal cost)

Biaya marjinal yaitu kenaikan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat kenaikan satu unit output. MCn = TCn - TCn-1


4.      Biaya tetap rata-rata (per unit) atau average fixed cost

Biaya tetap rata-rata yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu unit output. AFC = TFC / Q

5.      Biaya variabel rata-rata (per unit) atau average variable cost

Biaya variabel rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap unit output. AVR = TVC/Q

6.      Biaya total (total cost)

Biaya total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel. TC = TFC + TVC

7.      Biaya rata-rata (average cost)

Biaya rata-rata Yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.
AR = TC/Q


  • ·         Fungsi produksi

            Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancar dan hasil produksinya pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh pemakainya.

            Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian, akan tetapi bersama-sama dengan bagian – bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu perlu diadakan koordinasi kerja, agar semua bagian dapat berjalan dengan beiringan, sehingga akan mencegah terjadinya benturan – benturan antar bagian.

Fungsi produksi menunjukan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi (input) dan tingkat produksi yang diciptakan (output)
Q = f (K, L, R, T)
Q = output
K = modal
L = tenaga kerja
R = kekayaan alam
T = Teknologi

·         Cara penentuan biaya pembuatan produk :

  1. Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
  2. Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut dibuat.
Biaya ini terbagi atas :
    1. Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan.
    2. Biaya standar : berdasarkan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  • ·         Harga pokok standar : harga pokok yang telah ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan.

Tujuannya adalah :
  1. Pengendalian biaya dan jika memungkinkan menguranginya.
  2. Pengukuran efesiensi
  3. Penyederhanaan prosedur pembiayaan
  4. Penilaian persediaan
  5. Penentuan harga jual.

  • ·         Cara penentuan biaya standar :

  1. Berdasarkan rata-rata biaya yang terjadi pada masa lalu
  2. Berdasarkan biaya terendah yang terjadi pada masa lalu
  3. Berdasarkan biaya yang berasal dari anggaran pada suatu kondisi operasi yang normal
  4. Berdasarkan biaya ideal yang terjadi pada efesiensi maksimum
  5. Berdasarkan biaya yang dapat dicapai pada kondisi operasi yang baik. 

  • ·         Least cost combination

         Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan.

3.     KEUNTUNGAN

           Keuntungan Modal (dalam bahasa Inggris Capital gain) adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga atau efek, seperti saham, obligasi atau dalam bidang properti, dimana nilainya melebihi harga pembelian. Selisih antara harga jual yang lebih tinggi dan harga pembelian yang lebih rendah, menghasilkan keuntungan finansial bagi investor tersebut.[1] Kebalikannya, kerugian modal terjadi jika surat berharga atau properti tersebut dijual dengan harga lebih rendah dari harga pembelianya.
           Keuntungan modal dapat mangacu pada "pendapatan investasi" yang timbul dalam kaitannya dengan investasi yang dilakukan dalam bidang properti, aset keuangan (surat berharga) seperti saham atau obligasi dan produk turunannya serta aset tidak berwujud seperti “goodwill”.
Tujuan perusahaan mendapat keuntungan adalah, Memaksimumkan keuntungan.
Tujuan lain :
a)      Memenuhi kebutuhan masyarakat umum
b)      Meningkatkan volume penjualan
c)      Menjaga stabilitas politik

  • ·         Cara mencapai tujuan keuntungan maksimum

a.       Komposisi faktor produksi yg bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi
b.       Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan ongkos produksi yg dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu

ada 3 pendekatan produsen untuk memperoleh keuntungan maximum yaitu:

1.      Pendekatan Totalitas (totality approach)

            yaitu membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC).  Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.

2.      Pendekatan Rata-rata (average approach)

Dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali dengan jumlah output yang terjual.

                                                                          π = (P - AC).Q

       Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka impas bila P sama dengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.

3.      Pendekatan Marginal (marginal approach)

         Dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau kerugian minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.


4.     HASIL PENJUALAN

       Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue). Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P

Beberapa cara untul Meningkatkan Penjualan:
1.      Berikan bonus tambahan kepada Konsumen.
  1. Update produk
  2. Ubah harga produk.
  3. Bangun citra anda sebagai seorang pakar.
  4. Kembangkan fitur produk anda.
  5. Berikan kesan pertama yang menawan.
  6. Tingkatkan kualitas pelayanan.
  7. Buatlah logo dan slogan yang mudah diingat.
  8. Memasang Iklan iklan di Internet
Jenis-Jenis Penerimaan :

1. Total penerimaan (Total revenue : TR)

       Yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR)

     Yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.


3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR)

     Yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.
Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :

1. Positif;
2. Sama dengan nol
3. Negatif.




Daftar Pustaka :

·         Suherman Rosyidi, “Pengantar Teori Ekonomi”
·         Iskandar Putong, “Ekonomi Micro Makro Karangan” 2003
·         N. GREGORY MANKIV , “PRICIPLES OF ECONOMICS : PENGANTAR EKONOMI MIKRO” 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar