Cara penilaian Baik dan Buruk menurut beberapa Faham / Aliran
Kita
sebagai manusia, mempunyai akal dan pikiran dan bisa membedakan mana yang buruk
dan mana yang baik. Namun ada beberapa pandangan, paham dan aliran yang
membedakan kita memandang sesuatu baik dan buruknya, Kita tidak bisa memungkiri
juga bahwa didalam diri manusia memiliki begitu banyak sifat, baik itu sifat
yang postif maupun negatif. Sifat yang baik
dan sifat yang buruk merupakan dua hal yang saling berdampingan satu sama lain.
Baik sifat buruk maupun sifat baik dapat ditemukan pada diri seseorang.
Setiap individu manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang memiliki sifat
sempurna yang tidak memiliki kesalahan sedikit pun, terkecuali Nabi.
Sifat perilaku positif dan sifat perilaku negatif merupakan hal yang
biasa kita saksikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Di
dalam keseharian kita dapat menilai karakter seseorang dengan sikap yang
ditunjuknnya,sifat manusia itu sendiri diwujudkan melalui sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari, dan dari hal tersebut kita bisa menilai karakteriktik seseorang
tersebut seperti apa. Mengetahui karakteristik seseorang tersebut penting dalam
hubungan sosial, karena dapat memudahkan kita dalam melakukan kontak sosial,
menjalin kedekatan dan bisa menenpatkan diri pada posisi yang benar sehingga
tidak terjadi salah paham dan miss komunikasi. Berikut adalah 11 macam Faham /
Aliran penilaian baik dan buruk terhadap sesuatu
1.
Baik
dan Buruk menurut Ajaran Agama
Menurut
Ajaran agama, paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan
kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknya. Dalam paham ini
keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karena
tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak tuhan jika bersangkutan
tidak beriman kepadanya.
Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg
menentukan baik dan buruk, menurut ukurannya masing-masing. Agama
Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya, masing-masing memiliki tolak
ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda. Sifat dan
corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan
sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidak universal.Nilai baik
dan buruk bersifat relative. baik
dan buruk yang dilakukan seseorang yang bersumber atas ajaran kepercayaan agama
yang dianut masing-masing. Agama yang telah dianut oleh seseorang akan mengajarkan
dan memberikan suatu pandangan bahwa setiap hal yang baik merupakan hal yang
dikehendaki Tuhan dan segala hal yang buruk merupakan hal yang dilarang.
2.
Baik
dan Buruk menurut Adat Kebiasaan
Menurut aliran ini ditentukan
berdasarkan adat istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat.
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadatyang berkenaan dengan cara
berpakaian, makan, minum, bercakap-cakap dan sebagainya. Orang yang mengikuti
cara-cara yang demikian itulah yang dianggap orang yang baik, dan orang yang
menyalahinya adalah orang yang buruk. Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu.
Apabila seorang darimereka menyalahi adat istiadat itu, sangat dicela dan
dianggap keluar dari golongan bangsanya.
Pada masa sekarang, kita dapat
membenarkan adat istiadat semacam itu dan bukan mengingkarinya, dan bila adat
istiadat itu banyak salahnya, maka tidak tepat dijadikan ukuran baik dan buruk
bagi perbuatan-perbuatan kita Penilaian baik dan buruk menurut pandangan ajaran adat kebiasaan ialah suatu kebiasaan seseorang dalam
melakukan sesuatu hal yang baik dan buruk. Kebiasaan ini merupakan suatu paham
yang telah dianut sebelumnya oleh nenek moyang mereka yang biasanya dianggap
sebagai patokan mereka untuk menentukan sesuatu hal baik atau buruk.
1.
Baik
dan Buruk menurut Faham Kebahagiaan (Hedonisme)
Aliran Hedoisme adalah
aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakarpada pemikiran filsafat
Yunani. Menurut paham ini banyak yang disebutperbuatan yang baik adalah
perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan, dan kepuasan nafsu
biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwasemua perbuatan mengandung
kelezatan, melainkan adapula yangmendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh
memilih manakah perbuatanyang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang
mendatangkankelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu
perbuatannya,harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya
dan sesuatuitu baik apabila diri seseorang yang melakukan perbuatan mengarah
kepadatujuan. “Tingkah laku atau
perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut
pandang dari faham ini yaitu (1) hedonisme individualistik/egostik hedonism
yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik,
sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk; (2)
hedonisme rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa kebahagian
atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan
(3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur
apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat
perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
2.
Baik
dan Buruk menurut Faham Bisikan Hati (Intuisi)
Penentuan baik buruk perbuatan melalui
kata hati yang dibimbing oleh ilham/intuisi ini hanyalah dianut dan
dikembangkan oleh para pemikir akhlakdari kalangan Islam. Falsafah akhlak
mengatakan bahwa etika adalah tidakemosionalistik tetapi etika adalah ilham-ilham
intuisi, menurut kekuatan itutidak berupa emosi dan rasio akan tetapi kekuatan
itu mengintruksikan padamanusia agar melakukan berbagai kewajiban dalam
hidupnya dan kekuatan ituterletak dalam diri dan batin manusia. Paham Intution
telah dikecam yangberkata akan adanya Insting didalam manusia yang dapat
memperdayakan antarabaik dan buruk, sebagaimana panca indra yang dapat
memperbedakan antaramacam-macam warna dan suara bahwa manusia itu berselisih
dalam memberi hukum kepada hal-hal yang sudah terang.
Dengan mengikuti uraian tersebut kita
dapat menyimpulkan bahwa penentuan baik buruk yang berdasarkan intuisi ini
dapat menghasilkan penentuan baik dan buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat
menghasilkanpenentuan baik dan buruk secara universal atau berlaku bagi
masyarakat padaumumnya. Hal ini dapat dipahami karena manusia betapapun
memiliki tempattingga, kebangsaan, ras, agama dan lainnya Bisikan hati adalah “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah
sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang
ditimbulkan perbuatan itu”. Faham ini merupakan bantahan terhadap faham hedonisme. Tujuan utama dari aliran ini
adalah keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai
“kebaikan budi pekerti”.
3.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Pragmatisme
Aliran
ini menititkberatkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang
bersifat moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman,
oleh karena itu penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab
kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran pragmatisme merupakan suatu pandangan baik dan buruk suatu hal berdasarkan
ajaran yang telah diterapkan oleh kaum pragmatisme bahwa kebaikan itu bersifat
abstrak dan keburukan itu tidak berguna untuk dilakukan.
Dasar dari pragmatisme adalah logika
pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.Dunia
ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi
realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan
merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan
dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah
4. Baik dan Buruk menurut Faham
/ Aliran
Positivme
Positivisme
itu adalah suatu paham falsafati dalam alur tradisi pemikiran saintisme yang mengedepan
sejak abad-abad 16-17. Apa yang kemudian disebut saintisme (<science<scire=
pengetahuan) ini pertama-tama marak di kalangan para ahli astronomi dan fisika,
yang kemudianjuga di berbagai
cabang ilmu pengetahuan yang lain, bahkan juga yang berkonsentrasi di bidang persoalan
kemasyarakatan dan hukum. Sebagaimana tradisi pemikiran yang berparadigma
Galilean, yang menjadi cikal-bakal scientism, positivisme juga bertolak
dari anggapan aksionatik bahwa alam semesta ini pada hakikatnya adalah suatu
himpunan fenomen yang berhubung-hubungan secara interaktif dalam suatu jaringan
kausalitas yang sekalipun dinamik namun juga deterministik dan mekanistik. Di
sini fenomen yang satu akan selalu dapat dijelaskan sebagai penyebab atau
akibat dari fenomen yang lain.
Hubungan
sebab-akibat seperti ini dikatakan berlangsung tanpa henti dan tanpa mengenal
titik henti di tengah suatu alam objektif yang indrawi, tersimak sebagai
kejadian-kejadian yang faktual dan actual, lepas dari kehendak subjektif
sesiapapun. Dikatakanlah bahwa hubungan kausalitas antar-fenomen itu dikuasai
oleh suatu imperativa alami yang berlaku universal, dan yang oleh sebab itu
dapat saja berulang atau diulang, di manapun dan kapanpun asal saja syarat atau
kondisinya tak berbeda atau tak berubah (ceteris paribus!). Asal saja
fenomen peneyebabnya diketahui, dan kondisi tak berubah, maka terulangnya kasus
akan selalu dapat saja diprakirakan atau bahkan diramalkan. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran positivisme merupakan suatu paham yang berkesimpulan bahwa baik buruknya
suatu tindakan yang dilakukan manusia berdasarkan atas keadilan yang telah
ditetakan.
5. Baik dan Buruk menurut Faham
/ Aliran Naturalisme
Naturalisme merupakan
teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah
“nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari
dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari
fenomena ruang dam waktu. Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita
oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah
supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan
adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam (Harold H. Titus
e.al. 1984) Materialisme adalah suatu istilah yang sempit dari dan merupakan
bentuk dari naruralisme yang terbatas. Yang
menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”,
apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang
buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan
kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta. Penilaian baik dan buruk menurut
pandangan ajaran naturalisme
merupakan suatu cara pandang akan baik dan buruk yang dilakukan berdasarkan
prinsip kehidupan dan perkembangan akan kehidupan dari masing-masing manusia.
Semakin berkembangnya kehidupan semakin komplekslah permasalahan baik dan buruk
suatu prilaku.
6.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran
Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah yang
mencerminkan kekuatandalam hidup manusia. Paham ini pernah dipraktekkan pada
penguasa di zamanfeodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan
dankekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme,kolonialisme,
dictator dan tiranik. Perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkanmenjadi pegangan
bagi masyarakat, mengingat orang yang bodoh dan lemahselalu mengharapkan
pertolongan dan bantuannya.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana
ilmu pengetahuan danketerampilan sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat,
paham utalismetidak akan mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan
yang bersifatdemokratis. Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran
natiralisme sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk
itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup
(yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok
yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan (2) vitalisme
optimistime. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus”
artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran
kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang berperang itulah (yang menang)
yang akan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F.
Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.
7.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Idealisme
Aliran idealisme merupakan factor
terpenting dari wujudnya tindakan tindakan yang nyata. Menurut Immanual kant
untuk dapat terealisasinya tindakan dari
kemauan yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang
akan menyempurnakannya. Sangat mementingkan eksistensi akal pikiran
manusia sebab pikiran manusialah yang menjadi sumber ide. Ungkapan terkenal
dari aliran ini adalah “segala yang ada hanyalah yang tiada” sebab yang ada itu
hanyalah gambaran/perwujudan dari alam pikiran (bersifat tiruan). Sebaik apapun
tiruan tidak akan seindah aslinya (yaitu ide). Jadi yang bai itu hanya apa yang
ada di dalam ide itu sendiri. Penilaian baik dan buruk menurut pandangan ajaran
idealisme merupakan suatu cara
pandang manusia menilai suatu hal tersebut baik atau buruk berdasarkan atas ide
tau pikiran mereka masing-masing dalam menjalaninya.
8.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Marxisme
Marxisme
merupakan paham yang berasal dari pandangan Karl Marx. Marxisme adalah paham
yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum Proletar untuk melawan kaum Borjuis.
Teori Marxisme yang secara umum dipandang sebagai dasar ideologi komunisme
dicetuskan dan dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engel sejak 150 tahun
yang lalu sebagaimana dalam bukunya The
Manifesto of the Communist Party yang di
terbitkan pada tanggal 21 February 1845 merupakan sebuah manifesto politik
mengenai teori komunis yang menekankan pada perjuangan kelas dan kesejahteraan
ekonomi. Teori marxisme yang dibangun oleh Karl Marx ini sangat dipengaruhi
oleh filsafat dialektika Hegel.
Menurut
Marx dalam sebuah masyrakat terdapat dua kelas/kaum yaitu kaum yang memiliki
alat produksi (Borjuis) dan kaum yang tidak memiliki alat produksi (Proletar).
Alat produksi yang dimaksudkan disini adalah segala hal yang dapat menghasilkan
sebuah komoditas yang merupakan barang kebutuhan masyrakat. Karena telah
menjadi kebutuhan mau tidak mau masyarakat akan tetap membelinya. Apabila
dilihat dari keadaan kaum Borjuis sebagai pemilik alat produksi akan memperoleh
keuntungan dari proses pembelian tersebut. Berdasarkan
“Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan
material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu.
Aliran ini memegang motto “segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan
saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat
dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran marxisme merupakan suatu cara pandang manusia yang menentukan baik dan
buruknya suatu hal berdasarkan tujuan apa yang ingin diambil nantinya.
9.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Komunisme
Komunisme adalah salah satu
ideologi di
dunia,
selain
kapitalisme
dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi
terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem
sosialisme sebagai alat kekuasaan,
dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata. Penilaian baik dan buruk menurut
pandangan ajaran komunisme ialah
suatu cara pandang manusia untuk menentukan baik dan buruknya suatu hal
berdasarkan keadilan yang harus merata dan tidak mementingkan kaum atas.
Komunisme
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas
individu sangat dibatasi. Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata. Komunisme
sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut
anti
liberalisme. Secara umum komunisme sangat
membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang
membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran
yang rasional dan nyata.
Referensi
:
1. http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/26/manusia-dilahir-dengan-pembawaan-sifat-baik-dan-buruk-568450.html [Di akses tanggal 6 Maret 2015]
2. https://www.academia.edu/9576050/FILSAFAT_ILMU_AKHLAK_BAIK_and_BURUK_
[Di akses tanggal 6 Maret 2015]
3. amutiara.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10043/PENGERTIAN+ETIKA.doc\
[Di akses tanggal 6 Maret 2015]
1.
Baik
dan Buruk menurut Faham Kebahagiaan (Hedonisme)
Aliran Hedoisme adalah
aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakarpada pemikiran filsafat
Yunani. Menurut paham ini banyak yang disebutperbuatan yang baik adalah
perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,kenikmatan, dan kepuasan nafsu
biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwasemua perbuatan mengandung
kelezatan, melainkan adapula yangmendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh
memilih manakah perbuatanyang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah yang
mendatangkankelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu
perbuatannya,harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya
dan sesuatuitu baik apabila diri seseorang yang melakukan perbuatan mengarah
kepadatujuan. “Tingkah laku atau
perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga sudut
pandang dari faham ini yaitu (1) hedonisme individualistik/egostik hedonism
yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebut baik,
sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah yang buruk; (2)
hedonisme rasional/rationalistic hedonism yang berpendapat bahwa kebahagian
atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan akal sehat; dan
(3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur
apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat
perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
2.
Baik
dan Buruk menurut Faham Bisikan Hati (Intuisi)
Penentuan baik buruk perbuatan melalui
kata hati yang dibimbing oleh ilham/intuisi ini hanyalah dianut dan
dikembangkan oleh para pemikir akhlakdari kalangan Islam. Falsafah akhlak
mengatakan bahwa etika adalah tidakemosionalistik tetapi etika adalah ilham-ilham
intuisi, menurut kekuatan itutidak berupa emosi dan rasio akan tetapi kekuatan
itu mengintruksikan padamanusia agar melakukan berbagai kewajiban dalam
hidupnya dan kekuatan ituterletak dalam diri dan batin manusia. Paham Intution
telah dikecam yangberkata akan adanya Insting didalam manusia yang dapat
memperdayakan antarabaik dan buruk, sebagaimana panca indra yang dapat
memperbedakan antaramacam-macam warna dan suara bahwa manusia itu berselisih
dalam memberi hukum kepada hal-hal yang sudah terang.
Dengan mengikuti uraian tersebut kita
dapat menyimpulkan bahwa penentuan baik buruk yang berdasarkan intuisi ini
dapat menghasilkan penentuan baik dan buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat
menghasilkanpenentuan baik dan buruk secara universal atau berlaku bagi
masyarakat padaumumnya. Hal ini dapat dipahami karena manusia betapapun
memiliki tempattingga, kebangsaan, ras, agama dan lainnya Bisikan hati adalah “kekuatan batin yang dapat mengidentifikasi apakah
sesuatu perbuatan itu baik atau buruk tanpa terlebih dahulu melihat akibat yang
ditimbulkan perbuatan itu”. Faham ini merupakan bantahan terhadap faham hedonisme. Tujuan utama dari aliran ini
adalah keutamaan, keunggulan, keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai
“kebaikan budi pekerti”.
3.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Pragmatisme
Aliran
ini menititkberatkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang
bersifat moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman,
oleh karena itu penganut faham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab
kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran pragmatisme merupakan suatu pandangan baik dan buruk suatu hal berdasarkan
ajaran yang telah diterapkan oleh kaum pragmatisme bahwa kebaikan itu bersifat
abstrak dan keburukan itu tidak berguna untuk dilakukan.
Dasar dari pragmatisme adalah logika
pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain.Dunia
ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja. Representasi
realitas yang muncul di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan
merupakan fakta-fakta umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan
dan kegunaan. Dengan demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah
4. Baik dan Buruk menurut Faham
/ Aliran
Positivme
Positivisme
itu adalah suatu paham falsafati dalam alur tradisi pemikiran saintisme yang mengedepan
sejak abad-abad 16-17. Apa yang kemudian disebut saintisme (<science<scire=
pengetahuan) ini pertama-tama marak di kalangan para ahli astronomi dan fisika,
yang kemudianjuga di berbagai
cabang ilmu pengetahuan yang lain, bahkan juga yang berkonsentrasi di bidang persoalan
kemasyarakatan dan hukum. Sebagaimana tradisi pemikiran yang berparadigma
Galilean, yang menjadi cikal-bakal scientism, positivisme juga bertolak
dari anggapan aksionatik bahwa alam semesta ini pada hakikatnya adalah suatu
himpunan fenomen yang berhubung-hubungan secara interaktif dalam suatu jaringan
kausalitas yang sekalipun dinamik namun juga deterministik dan mekanistik. Di
sini fenomen yang satu akan selalu dapat dijelaskan sebagai penyebab atau
akibat dari fenomen yang lain.
Hubungan
sebab-akibat seperti ini dikatakan berlangsung tanpa henti dan tanpa mengenal
titik henti di tengah suatu alam objektif yang indrawi, tersimak sebagai
kejadian-kejadian yang faktual dan actual, lepas dari kehendak subjektif
sesiapapun. Dikatakanlah bahwa hubungan kausalitas antar-fenomen itu dikuasai
oleh suatu imperativa alami yang berlaku universal, dan yang oleh sebab itu
dapat saja berulang atau diulang, di manapun dan kapanpun asal saja syarat atau
kondisinya tak berbeda atau tak berubah (ceteris paribus!). Asal saja
fenomen peneyebabnya diketahui, dan kondisi tak berubah, maka terulangnya kasus
akan selalu dapat saja diprakirakan atau bahkan diramalkan. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran positivisme merupakan suatu paham yang berkesimpulan bahwa baik buruknya
suatu tindakan yang dilakukan manusia berdasarkan atas keadilan yang telah
ditetakan.
5. Baik dan Buruk menurut Faham
/ Aliran Naturalisme
Naturalisme merupakan
teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah
“nature” telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, mulai dari
dunia fisik yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada sistem total dari
fenomena ruang dam waktu. Natural adalah dunia yang diungkapkan kepada kita
oleh sains alam. Istilah naturalisme adalah sebaliknya dari istilah
supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik terhadap alam dengan
adanya kekuatan yang ada (wujud) di atas atau di luar alam (Harold H. Titus
e.al. 1984) Materialisme adalah suatu istilah yang sempit dari dan merupakan
bentuk dari naruralisme yang terbatas. Yang
menjadi ukuran baik atau buruk adalah :”apakah sesuai dengan keadaan alam”,
apabila alami maka itu dikatakan baik, sedangkan apabila tidak alami dipandang
buruk. Jean Jack Rousseau mengemukakan bahwa kemajuan, pengetahuan dan
kebudayaan adalah menjadi perusak alam semesta. Penilaian baik dan buruk menurut
pandangan ajaran naturalisme
merupakan suatu cara pandang akan baik dan buruk yang dilakukan berdasarkan
prinsip kehidupan dan perkembangan akan kehidupan dari masing-masing manusia.
Semakin berkembangnya kehidupan semakin komplekslah permasalahan baik dan buruk
suatu prilaku.
6.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran
Vitalisme
Menurut paham ini yang baik ialah yang
mencerminkan kekuatandalam hidup manusia. Paham ini pernah dipraktekkan pada
penguasa di zamanfeodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan
dankekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme,kolonialisme,
dictator dan tiranik. Perbuatan dan ketetapan yang dikeluarkanmenjadi pegangan
bagi masyarakat, mengingat orang yang bodoh dan lemahselalu mengharapkan
pertolongan dan bantuannya.
Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana
ilmu pengetahuan danketerampilan sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat,
paham utalismetidak akan mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan
yang bersifatdemokratis. Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran
natiralisme sebab menurut faham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk
itu bukan alam tetapi “vitae” atau hidup
(yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok
yaitu (1) vitalisme pessimistis (negative vitalistis) dan (2) vitalisme
optimistime. Kelompok pertama terkenal dengan ungkapan “homo homini lupus”
artinya “manusia adalah serigala bagi manusia yang lain”. Sedangkan menurut aliran
kedua “perang adalah halal”, sebab orang yang berperang itulah (yang menang)
yang akan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F.
Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.
7.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Idealisme
Aliran idealisme merupakan factor
terpenting dari wujudnya tindakan tindakan yang nyata. Menurut Immanual kant
untuk dapat terealisasinya tindakan dari
kemauan yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal yang
akan menyempurnakannya. Sangat mementingkan eksistensi akal pikiran
manusia sebab pikiran manusialah yang menjadi sumber ide. Ungkapan terkenal
dari aliran ini adalah “segala yang ada hanyalah yang tiada” sebab yang ada itu
hanyalah gambaran/perwujudan dari alam pikiran (bersifat tiruan). Sebaik apapun
tiruan tidak akan seindah aslinya (yaitu ide). Jadi yang bai itu hanya apa yang
ada di dalam ide itu sendiri. Penilaian baik dan buruk menurut pandangan ajaran
idealisme merupakan suatu cara
pandang manusia menilai suatu hal tersebut baik atau buruk berdasarkan atas ide
tau pikiran mereka masing-masing dalam menjalaninya.
8.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Marxisme
Marxisme
merupakan paham yang berasal dari pandangan Karl Marx. Marxisme adalah paham
yang bertujuan untuk memperjuangkan kaum Proletar untuk melawan kaum Borjuis.
Teori Marxisme yang secara umum dipandang sebagai dasar ideologi komunisme
dicetuskan dan dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engel sejak 150 tahun
yang lalu sebagaimana dalam bukunya The
Manifesto of the Communist Party yang di
terbitkan pada tanggal 21 February 1845 merupakan sebuah manifesto politik
mengenai teori komunis yang menekankan pada perjuangan kelas dan kesejahteraan
ekonomi. Teori marxisme yang dibangun oleh Karl Marx ini sangat dipengaruhi
oleh filsafat dialektika Hegel.
Menurut
Marx dalam sebuah masyrakat terdapat dua kelas/kaum yaitu kaum yang memiliki
alat produksi (Borjuis) dan kaum yang tidak memiliki alat produksi (Proletar).
Alat produksi yang dimaksudkan disini adalah segala hal yang dapat menghasilkan
sebuah komoditas yang merupakan barang kebutuhan masyrakat. Karena telah
menjadi kebutuhan mau tidak mau masyarakat akan tetap membelinya. Apabila
dilihat dari keadaan kaum Borjuis sebagai pemilik alat produksi akan memperoleh
keuntungan dari proses pembelian tersebut. Berdasarkan
“Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan
material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu.
Aliran ini memegang motto “segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan
saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat
dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan. Penilaian baik dan
buruk menurut pandangan ajaran marxisme merupakan suatu cara pandang manusia yang menentukan baik dan
buruknya suatu hal berdasarkan tujuan apa yang ingin diambil nantinya.
9.
Baik
dan Buruk menurut Faham /
Aliran Komunisme
Komunisme adalah salah satu
ideologi di
dunia,
selain
kapitalisme
dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi
terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem
sosialisme sebagai alat kekuasaan,
dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada
rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata. Penilaian baik dan buruk menurut
pandangan ajaran komunisme ialah
suatu cara pandang manusia untuk menentukan baik dan buruknya suatu hal
berdasarkan keadilan yang harus merata dan tidak mementingkan kaum atas.
Komunisme
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas
individu sangat dibatasi. Prinsip semua
adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata. Komunisme
sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut
anti
liberalisme. Secara umum komunisme sangat
membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang
membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran
yang rasional dan nyata.
1. http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/26/manusia-dilahir-dengan-pembawaan-sifat-baik-dan-buruk-568450.html [Di akses tanggal 6 Maret 2015]
2. https://www.academia.edu/9576050/FILSAFAT_ILMU_AKHLAK_BAIK_and_BURUK_
[Di akses tanggal 6 Maret 2015]
3. amutiara.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10043/PENGERTIAN+ETIKA.doc\
[Di akses tanggal 6 Maret 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar