Tugas ke 2 V-class PPSI
4KA02 - Pazriah Ulfah
4KA02 - Pazriah Ulfah
Pengertian COCOMO dan Jenis Jenis COCOMO
COCOMO (Constructive Cost Model
)
Constructive Cost Model (COCOMO)
Merupakan algoritma estimasi biaya perangkat lunak model yang dikembangkan oleh
Barry Boehm. Model ini menggunakan rumus regresi dasar, dengan parameter yang
berasal dari data historis dan karakteristik proyek proyek saat ini. COCOMO
didefinisikan oleh Boehm(1981). Teknik ini melakukan estimasi biaya dengan
pendekatan algoritma matematis (algorithmic cost estimation). Hampir
semua model estimasi algoritma menunjukkan hubungan eksponensial, seperti dapat
dilihat dalam rumus dasar berikut ini [Fra92]:
PM = a (KI,OC)h <1>
Dimana PM adalah person months dan
KLOC adalah kilo lines of code.
Motivasi utama dari model COCOMO
[Boe84] adalah untuk untuk membantu mengetahui konsekuensi biaya dari keputusan
yang akan diambil saat commissioning, developing, and supporting produk
perangkat lunak. Aktualnya, COCOMO terbagi menjadi tiga tingkatan, yiatu: basic,
intermediate, dan advanced. Tingkatan ini menunjukkan tingkat
detail dari model, yaitu
1.
basic: merupakan estimasi-macro tunggal (single
macro-estimation), yaitu fungsi dari ukuran program, yang ditunjukkan
dalam LOC,
2.
intermediate: merupakan fungsi dari ukuran program dan
"cost drivers" yang menyertakan tafsi.ran yang subjektif
atas produk, perangkat keras, personil, dan atribut-atribut proyek,
3.
advanced: merupakan estimasi mikro (micro-estimation),
yang memadukan semua karakteristik dari model intermediate dengan
perkiraan "cost drivers" pada tiap langkah proses rekayasa (yaitu:
analisis, disain, dst.)
COCOMO terdiri dari tiga bentuk hirarki semakin
rinci dan akurat. Tingkat pertama, Basic COCOMO adalah baik untuk cepat, order
awal, kasar estimasi besarnya biaya perangkat lunak, namun akurasinya terbatas
karena kurangnya faktor untuk memperhitungkan perbedaan atribut proyek (Cost
Drivers). Intermediate COCOMO mengambil Driver Biaya ini diperhitungkan dan
Rincian tambahan COCOMO account untuk pengaruh fase proyek individu.
1. Model COCOMO Dasar
Model COCOMO
dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas meliputi :
1. Proyek organik (organic mode)
Adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah
berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.
2. Proyek sedang (semi-detached mode)
Merupakan proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan
tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda.
3. Proyek terintegrasi (embedded
mode) Proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat.
Model COCOMO dasar ditunjukkan dalam persamaan 1, 2, dan 3 berikut ini:
Dimana :
E : besarnya usaha (orang-bulan)
D : lama waktu pengerjaan (bulan)
KLOC : estimasi jumlah baris kode (ribuan)
P : jumlah orang yang diperlukan.
Sedangkan koefisien ab, bb, cb, dan db diberikan pada Tabel 1 berikut:
![]() |
Tabel 1 . Koefisien Model COCOMO Dasar |
2. Model COCOMO Lanjut (Intermediate COCOMO)
Pengembangan model COCOMO adalah dengan menambahkan atribut yang dapat
menentukan jumlah biaya dan tenaga dalam pengembangan perangkat lunak,
yang dijabarkan dalam kategori dan subkatagori sebagai berikut:
a. Atribut produk (product attributes)
1. Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan (RELY)
2. Ukuran basis data aplikasi (DATA)
3. Kompleksitas produk (CPLX)
b. Atribut perangkat keras (computer attributes)
1. Waktu eksekusi program ketika dijalankan (TIME)
2. Memori yang dipakai (STOR)
3. Kecepatan mesin virtual (VIRT)
4. Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah (TURN)
c. Atribut sumber daya manusia (personnel attributes)
1. Kemampuan analisis (ACAP)
2. Kemampuan ahli perangkat lunak (PCAP)
3. Pengalaman membuat aplikasi (AEXP)
4. Pengalaman penggunaan mesin virtual (VEXP)
5.Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman (LEXP)
d. Atribut proyek (project attributes)
1. Penggunaan sistem pemrograman modern(MODP)
2. Penggunaan perangkat lunak (TOOL)
3. Jadwal pengembangan yang diperlukan (SCED)
Masing-masing subkatagori diberi bobot seperti dalam tabel 2 dan kemudian dikalikan.
Dari pengembangan ini diperoleh persamaan:
Dimana :
E : besarnya usaha (orang-bulan)
KLOC : estimasi jumlah baris kode (ribuan)
EAF : faktor hasil penghitungan dari sub-katagori di atas.
Koefisien ai dan eksponen bi diberikan pada tabel berikut.
![]() |
Tabel 3. Koefisien Model COCOMO Lanjut |
3. Model COCOMO II (Complete atau Detailed COCOMO model)
Model COCOMO II, pada awal desainnya terdiri dari 7 bobot pengali yang
relevan dan kemudian menjadi 16 yang dapat digunakan pada arsitektur
terbarunya.
![]() |
Tabel 4. COCOMO II Early Design Effort Multipliers |
![]() |
Tabel 5. COCOMO II Post Architecture Effort Multipliers |
Sama seperti COCOMO Intermediate (COCOMO81), masing-masing sub katagori
bisa digunakan untuk aplikasi tertentu pada kondisi very low, low,
manual, nominal, high maupun very high. Masing-masing kondisi memiliki
nilai bobot tertentu. Nilai yang lebih besar dari 1 menunjukkan usaha
pengembangan yang meningkat, sedangkan nilai di bawah 1 menyebabkan
usaha yang menurun. Kondisi Laju nominal (1) berarti bobot pengali tidak
berpengaruh pada estimasi. Maksud dari bobot yang digunakan dalam
COCOMO II, harus dimasukkan dan direfisikan di kemudian hari sebagai
detail dari proyek aktual yang ditambahkan dalam database.
Referensi :
1. http://haryanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16702/COCOMO.ppt
2. http://majour.maranatha.edu/index.php/Jurnal-MKM/article/view/723
Tidak ada komentar:
Posting Komentar